TOWARD
DISINTERMEDIATION OF PORTFOLIO FORMATION AND MANAGEMENT
Ed Vos
Jurnal Penelitian Akuntansi
Departemen Keuangan, University of Waikato, Hamilton,
Selandia Baru
A. Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini, investasi dalam bentuk kepemilikan
aset finansial mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia. Investasi salah
satunya pada
saham menawarkan tingkat pertumbuhan keuntungan/pengembalian yang cepat yang tentu saja dengan risiko yang juga sebanding. Untuk memperoleh
tingkat return yang tinggi, maka investor harus berani menanggung risiko
yang tinggi juga. Oleh karena itu, terdapat tuntutan prinsip kehati-hatian bagi investor dalam menentukan saham mana yang
akan dipilihnya untuk berinvestasi. Sehingga sebelum memutuskan untuk
berinvestasi, seorang investor harus melakukan analisis
terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang dianggap aman
serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Salah satu cara untuk meminimumkan
risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau menyebar investasinya dengan
membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham.
Sebagai mana teori dasar pemilihan
portofolio yang pertama kali dicetuskan
oleh Harry M. Markowitz (1952). Pemilihan portofolio membahas tentang
permasalahan bagaimana meng-alokasikan penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak
namun dengan resiko yang terkecil. Pembentukan portofolio menyangkut identikasi
saham-saham mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Pemilihan portofolio dari banyak
sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang ditanggung. Teori optimisasi
sangat aplikatif pada permasalahan-permasalahan yang menyangkut pengoptimalan.
Banyak metode-metode optimasi yang berkembang digunakan untuk merumuskan
berbagai masalah yakni salah
satunya dalam investasi.
Dalam
pemilihan portofolio, dalam konsep indeks efisien sebagaimana diatur oleh Haugen (1991)
dengan dana yang dikelola, pembentukan dan pemilihan portofolio dapat diperkirakan pengelolaan
portofolio efektif dan efisiensi
dalam risiko/return, dan konsistensi dengan literatur portofolio.
Tidak dapat
dipungkiri dalam pembentukan suatu portofolio, akan timbul suatu masalah. Salah satunya
yakni permasalahannya
adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari
kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Oleh sebab itu prinsip kehati-hatian serta
analisis yang diteorikan oleh Markowitz menjadi sangat penting. Sehingga kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas.
Kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas resiko dalam pembentukan portofolio.
Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan
timbul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika
investor menggunakan analisis rasional, maka mereka akan memilih
portofolio yang optimal.
Terlihat
jelas,
portofolio optimal dapat ditentukan dengan model Markowitz atau dengan model
Indeks Tunggal. Untuk menentukan porofolio yang optimal dengan model-model ini
yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien. Untuk
model-model ini semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien,
karena tiap-tiap investor mempunyai kurva berbeda yang tidak sama, portofolio
optimal akan berbeda untuk masing-masing investor. Investor yang lebih menyukai
resiko akan memilih portofolio dengan return yang lebih tinggi dengan membayar
resiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai
resiko. Jika aktiva tidak berisiko dipertimbangkan, aktiva ini dapat merubah
portofolio optimal yang mungkin sudah dipilih investor.
Lebih lanjut, dalam kajian praktis
ini menunjukkan bahwa ada minimal 10 dana-saham- yang dikelola dalam portofolio
yang memberikan nilai dasar diversifikasi.
Selanjutnya, hal ini menunjukkan bahwa enam portofolio bulanan ini adalah
optimal. Akibatnya, disarankan bahwa investor yang mau melakukan investasi
dapat menggunakan teknik ini untuk membentuk portofolio dana mereka sendiri menggunakan
dana yang dikelola dan mengantisipasi bahwa mereka akan melakukan setidaknya
menggunakan teknik optimasi.
Teknik yang sederhana ini
direkomendasikan untuk membentuk dan mengelola portofolio: dengan menggunakan
data historis, setidaknya ada 10 dana yang dihitung berdasarkan standar deviasi
terendah, kemudian dihitung setiap 6 bulan sekali. Teknik yang
sederhana ini lebih canggih daripada teknik optimasi yang canggih, dan lebih
dimengerti oleh para investor. Selain itu, setidaknya dengan strategi optimalisasi
dan strategi yang disajikan oleh Markowitz diharapkan namun memberikan
gambaran/wacana bagi para calon investor untuk menginvestasikan dananya serta
pengelolaan portofolionya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pembentukan portofolio yang efisien?
2.
Bagaimana Persektif Syariahnya?
C.
Pembahasan
Menuju Disintermediasi Formasi dan Pengelolaan Portfolio
Disintermediasi merupakan
istilah yang digunakan
dalam dunia perbankan. Yang merupakan perantara dalam penyediaan keuangan dan jasa dalam rangka memberikan pelayanan yang exelent dimana dengan menepis biaya agar biaya yang digunakan lebih
rendah. Dalam embentukan portofolio dan pengelolaannya yakni dalam pelayanan
yang baik seorang perencana keuangan atau
pengelola dana, harus menemukan posisi dalam pasar dengan menggunakan optimasi
portofolio. Teknik
tersebut merupakan teknik
yang sulit bagi masyarakat umum untuk dipahami apalagi digunakan. Teknik ini tidak hanya membutuhkan
analisis fundamental ke dalam spesifik investasi, tetapi juga estimasi
keuntungan masa mendatang, resiko dalam bentuk deviasi standar, koefisien korelasi
antara pilihan investasi, dan kemudian Markowitz mengatakan sebagai optimalisasi untuk menentukan bobot yang optimal sebelumnya
sehingga pada akhirnya, disesuaikan dengan risiko individu denga investasi
di pasar modal.
Artikel ini menunjukkan bahwa adalah
mungkin untuk menggunakan pembentukan portofolio yang efisien yakni teknik yang dikembangkan oleh Haugen dan
Baker (1990, 1991) dan Winston (1993) untuk membentuk dan mengelolan portofolio
sehingga mampu meminimalisir risiko pengembalian yang
efisien sebagaimana yang dikatakan oleh
Markowitz dalam teori pengelolaan portofolio. Ia kemudian melanjutkan
untuk menentukan jumlah dana yang berbeda yang diperlukan untuk mempertahankan portofolio yang
efisien. Kemudian, meneliti pertanyaan tentang seberapa sering portofolio
tersebut harus menyeimbangkan kembali ke mempertahankan efisiensi. Akhirnya,
hasilnya dianalisis dalam hal literatur risiko estimasi.
Sebuah tinjauan singkat literatur
pada bagian berikutnya diikuti oleh deskripsi dari data dan metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini. Kemudian, bukti empiris ditawarkan untuk
membandingkan Markowitz dalam pembentukan dan pengelolaan portofolio untuk mendapatkan
portofolio yang efektif serta optimal.
1.
Pembahasan Teori Portofolio yang Optimal
Harry
M. Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an yang disebut dengan teori portofolio Markowitz. Teori Markowitz
menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu
rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik
sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini
memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi,
dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan
mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Pada tahun
1952 teori tersebut dipublikasi secara luas pada Journal of Finance.
Teori
Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (ratarata) dan variance
(varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian
merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut
juga sebagai mean-Varian Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan
ekspektasi return (mean) dan meminimumkan ketidakpastian/risiko (varian)
untuk memilih dan menyusun portofolio optimal. Markowitz mengembangkan Index
Model sebagai penyederhanaan dari Mean-Varian Model, yang berusaha
untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu
terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan
disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi yang mungkin
dipilih, investor rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient
set).
Untuk
menentukan penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Index Model,
yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien, sebab pada
dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal. Pada
perkembangan berikutnya pada tahun 1963 William F. Sharpe mengembangkan Single
Index Model (Model Indeks Tunggal) yang merupakan penyederhanaan Index
model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Model Indeks Tunggal
menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return
indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung
varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung
jika dibandingkan dengan metode perhitungan markowitz. Pendekatan alternatif
ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam penyusunan
portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh markowitz, yaitu menentukan efficient
set dari suatu portofolio, maka dalam Model indeks Tunggal ini membutuhkan
perhitungan yang lebih sedikit.
Dalam
pendekatan ini pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka
terhadap return yang diharapkan dan risiko masing-masing pilihan portofolio,
kontribusi yang sangat pentinga bagi investor adalah bagaimana seharusnya
melakukan deversifikasi secara optimal. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
dari model menurut Markowitz yaitu:
a.
Semua titik portofolio yang ada
dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan
lainnya.
b.
Model Markowitz tidak memasukkan isu
bahwa investor boleh meminjam dana untuk membiayai portofolio pada aset yang
berisiko dan Model Markowitz juga belum memperhitungkan kemungkinan investor
untuk melakukan investasi pada aset bebas risiko.
c.
Dalam kenyataanya, investor yang berbeda-beda
akan mengestimasi input yang berbeda pula ke dalam model Markowitz, sehingga
garis pemukaan efisien yang dihasilkan juga berbeda-beda bagi masing-masing
investor.
Portofolio
optimal berdasarkan model Markowitz di dasarkan pada empat asumsi, yaitu:
a.
Waktu yang digunakan hanya satu
periode;
b.
Tidak ada biaya transaksi;
c.
Preferensi investor hanya didasarkan
pada return ekspektasi dan risiko;
d.
Tidak ada simpanan dan pinjaman bebas
risiko.
Asumsi
bahwa preferensi investor mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi
dan risiko dari portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang
sama. Pada kenyatannya tiap-tiap investor memiliki fungsi utilitas yang
berbeda, sehingga portofolio optimal akan dapat berbeda. Salah
satunya dengan Metode Optimalisasi Portofolio Bulanan.
Untuk
menghitung
setiap dana historis rata-rata individu
dan varians. Sebuah matriks varians-kovarians dibuat dengan cara dihitung
kovarians antara masing-masing dana individu, diri sendiri dan semua dana
lainnya berdasarkan pada pengamatan 24 terakhir. Optimasi Markowitz
menyebabkan perhitungan pengembalian portofolio
yang diharapkan dan varians yang diharapkan
dengan cara matriks varians-kovarians. Dengan menyesuaikan bobot yang
dialokasikan untuk perhitungan setiap dana, nilai yang berbeda dan varians yang
diharapkan akan muncul. Prosedur optimasi dari fine tuning diharapkan bobot return tertinggi ditemukan
untuk tingkat varians tertentu atau
sebaliknya (varian terendah untuk kembali diberikan) Optimasi Markowitz juga
dapat digunakan untuk menghitung tingkat minimum sesuai dengan varians dan hasil yang diharapkan.
Setiap aturan perdagangan di atas
menggunakan pembatasan jumlah minimum aset yang bisa digunakan. Evans dan Archer (1968), Gaumnitz (1967) dan Tole (1982) telah menemukan risiko sistematis yang berkurang antara 8 dan 12 sebagian besar aset yang dimiliki. untuk mencari jumlah optimal dari kelas aset yang mencapai diversifikasi dalam kasus dana yang dikelola di Selandia
Baru, ada tiga batasan yang berbeda
tepatnya pada proses optimasi. Pembatasan tidak kurang dari 8, 10 dan 12 aset
ditempatkan secara individual di atas 4 aturan perdagangan. Dengan demikian,
menghasilkan 12 portofolio optimal yang berbeda.
2.
Menentukan Portofolio yang Efisien
Portofolio
yang efisien (efficient portfolio) didefinisikan sebagai portofolio yang
memberikan return ekspektasi terbesar dengan resiko yang sudah tertentu atau
memberikan resiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang sudah tertentu.
Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return
ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan resikonya atau menentukan tingkat
resiko tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang
rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio
yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return
ekspektasi atau resiko portofolio.
Investor
dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk portofolionya. Seluruh aset yang memberikan kemungkinan
porofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva yang tersedia disebut
dengan opportunity set atau attainable set. Semua titik di attainable set
menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak
efisien yang dapat dipilih oleh investor. Akan tetapi investor yang rasional
tidak akan memilih portofolio yang tidak efisien. Rasional investor hanya
tertarik dengan porofolio yang efisien. Kumpulan (set) dari portofolio yang
efisien ini disebut dengan efficient set atau efficient frontier. Dua aktiva yang membentuk portofolio
dapat berkorelasi antara lain:
a. Korelasi
Positif Sempurna: Dua buah aktiva A dan B, yaitu = +1
b.
Tidak Ada Korelasi Antara Sekuritas:
Dua Aktiva A dan B, yaitu = 0
c.
Korelasi Negatif Sempurna: Dua Buah
Aktiva A dan B, yaitu = -1
Portofolio
optimal merupakan pilihan dari berbagai sekuritas dari portofolio efisien.
Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian
meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan
kemudian memaksimumkan return
ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio optimal ini
karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua
dimensi, yaitu return ekspektasi atau
risiko portofolio.
Untuk
membentuk portofolio yang efisien, terdapat beberapa asumsi yang harus
diperhatikan. Asumsi tersebut antara lain:
a.
Perilaku Investor
Bahwa
semua investor tidak menyukai risiko (risk averse). Investor yang
dihadapkan pada dua pilihan yaitu investasi yang menawarkan keuntungan (return)
yang sama dengan risiko yang berbeda, akan memilih investasi yang memiliki
risiko yang lebih rendah.
b.
Konsep Fungsi Utilitas dalam Kurva Indiferen
Fungsi
utilitas diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari
semua alternatif pilihan yang ada. Semakin tinggi nilai dari suatu alternatif,
semakin tinggi utilitas alternatif tersebut. Sedangkan dalam portofolio, fungsi
utilitas ditunjukkan oleh preferen seorang investor terhadap berbagai macam
pilihan investasi dari masing-masing return dan risiko.
Dalam
pendekatan Markowitz, untuk menentukan efisien atau efficient frontier dapat
diketahui dari oppurtunity set atau attainable set. Investor dapat memilih
kombinasi dari aktiva-aktiva yang dimilikinya untuk membentuk portofolio. Semua
set yang memberikan kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak
efisien yang dapat dipilih oleh investor. Oleh karena tidak semua portofolio
yang tersedia di oppurtunity set merupakan portofolio yang efisien. Hanya
kumpulan (set) dari seluruh portofolio yang efisien yang disebut efisien set
atau efficient frontier.
Efficient
frontier
merupakan kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien. Pada saat
investor menentukan portofolio-portofolio yang efisien yang sesuai dengan
preferensi investor, maka portofolio-portofolio yang lain di luar portofolio
yang efisien akan diabaikan oleh investor. Namun dalan menentukan pilihan
portofolio yang optimal tersebut, investor akan melakukan pertimbangan terhadap
preferensinya yaitu terhadap keuntungan (return) yang diharapkan dan
risiko yang ditanggung oleh investor.
3. Model Utilitas yang Diharapkan
Model
utilitas yang diharapkan menyatakan bahwa para pemodal akan memilih suatu
kesempatan investasi yang diharapkan yang tertinggi. Utilitas yang diharapkan
yang tertinggi tidak selalu sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan yang
tertinggi. Berdasarkan model ini dipergunakan beberapa aksioma tentang perilaku
pemodal dalam pengambilan keputusan investasi. Aksioma-aksioma tersebut adalah:
a. Para
pemodal mampu memilih berbagai alternative dengan menyusun peringkat dari
alternatif-alternatif tersebut sehingga bisa diambil keputusan.
b. Setiap
peringkat alternatif-alternatif tersebut bersifat transitif. Artinya kalau
investasi A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai C, maka A tentu
lebih disukai daripada C.
c. Para
pemodal akan memperhatikan resiko alternatif yang dipertimbangkan dan tidak
memperhatikan sifat alternatif-alternatif tersebut.
d. Para
pemodal mampu menentukan certainty equivalent dari setiap investasi yang tidak
pasti. Certainty Equivalent suatu investasi menunjukkan nilai pasti yang
ekuivalen dengan nilai pengharapan dari investasi tersebut.
Model
utilitas yang diharapkan ini menggunakan asumsi terhadap sikap pemodal terhadap
risiko. Sikap-sikap tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
·
Risk averse (tidak menyukai risiko);
·
Risk neutral (netral terhadap risiko);
·
Risk seeker (menyukai risiko).
4. Menginvestasikan dan Meminjam Dana Bebas Resiko
Dalam
model Markowitz investor bisa menentukan pilihan portofolio optimal dari
berbagai pilihan portopolio yang efisien. Akan tetapi model Markowitz tersebut
membatasi pilihan investor hanya pada potofolio yang terdiri dari aset
beresiko. Padahal dalam kenyataannya investor bebas memilih potofolio yang juga
terdiri dari aset bebas resiko.
a.
Menginvestasikan Dana Bebas Risiko
Jika
investor menginvestasikan seluruh dananya pada asset beresiko, maka return yang
diharapkan adalah sebesar E(Rf). Semakin besar porsi dana yang di
investasikan pada aset berisiko, semakin besar return yang diharapkan
dari portofolio tersebut. Hal ini didasari dari hubungan yang searah antara
risiko dan return, semakin besar risiko semakin besar return yang di harapkan.
b.
Meminjam Dana Bebas Risiko
Dengan
mencari tambahan dana yang berasal dari pinjaman, investor bisa menambah dana
yang dimilikinya untuk diinvestasikan. Jika dana pinjaman tersebut digabungkan
dengan dana yang dimiliki saat ini dan digunakan untuk investasi, maka investor
akan mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan return yang diharapkan dari
investasi lebih tinggi. Tentu saja sesuai dengan hubungan searah antara
investasi dengan risiko.
·
Index Tunggal
Untuk setiap portofolio tunggal dibuat di atas
rata-rata return selama periode tertentu
dengan menggunakan ukuran standar deviasi. Standar
deviasi dari portofolio dapat dianggap sebagai ukuran risiko portofolio. Sebuah
indeks sederhana dihitung untuk membandingkan kinerja satu portofolio yang relatif
terhadap potofolio berikutnya. Indeks ini dihitung dengan membagi
rata-rata return dengan standar deviasi untuk setiap dana yang dikelola individu, secara efektif
memberikan ukuran pengembalian setiap
pengukuran risiko (standar deviasi). pada dasarnya, Rasio Sharpe dimana risk free rate diasumsikan nol,
yang untuk tujuan peringkat. Dalam rangka untuk menentukan kinerja dari
portofolio, semua portofolio diperingkat dari yang tertinggi ke terendah dengan pengembalian per unit risiko.
Standar deviasi terendah
memiliki batasan minimal 1 dan 7 antara dana yang harus diabaikan
karena portofolio Markowitz dimulai dengan
pembatasan minimal 8 dana. dapat dilihat pada Tabel 2, portofolio yang mempunyai standar deviasi rendah, berarti dapat
dikatakan bahwa portofolio tersebut baik, sedaabgkan
portofolio Markowitz memiliki batasan-batasan yang lebih tinggi tidak sesuai dengan
apa yang ada didalamnya. portofolio ini
dihilangkan, namun perlu dipahami ketika mempelajari bagian
yang menghasilkan metode standar deviasi terendah
dan hal itu masih relevan dengan
penelitian ini.
Hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
yang terbaik pada portofolio Standar
Deviasi terendah ditunjukkan dalam portofolio Markowitz dengan peringkat
risiko per unit.
·
Wald Tes
Untuk membandingkan metode pembentukan
satu portofolio ke kombinasi berikutnya inspeksi visual dan Wald Tes dilakukan.
Wald tes menguji hipotesis bersama bahwa hubungan risk-return adalah sama dalam
satu portofolio seperti di portofolio lain. R1i menjadi laba rata-rata
portofolio pertama dan S1i
menjadi standar deviasi dari portofolio yang (i = 1 , 2 , ... , m).
Dimana i = 1 adalah varians portofolio
minimum dan i = 2 , 3 , ... , m adalah portofolio yang dihasilkan dengan
meningkatnya varians. Hubungan antara risiko dan return dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Portofolio 1:
R1i = a1 + a2S1i
+ ui (i = 1,2,….,m)
Sebuah model yang sama dapat ditentukan
untuk metodologi kedua. R2j
menjadi laba rata-rata portofolio kedua dan S2j menjadi standar
deviasi dari portofolio yang (j = 1 , 2 , ... , n). Oleh karena itu, hubungan
risk-return adalah:
Portofolio
2: R2j = b1 + b2S2 +
vj (j
=
1,2,…., n)
a1
dan b1
adalah koefisien kemiringan dan a2 dan b2.
untuk menguji atau tidak tentang
portofolio yang pertama menunjukkan hubungan yang sama dengan portofolio
kedua hipotesis semuanya harus diuji. Cara termudah untuk melakukannya adalah
dengan menggunakan pendekatan variabel dummy kemudian menguji model menggunakan
uji Wald.
Variabel dummy, D = 1 , diberikan kepada
portofolio pertama dan D = 0 untuk portofolio kedua. Dua sampel dikumpulkan untuk
memberikan model dibatasi:
Rt
= α1
+ βSt + ut
(t = 1,2,….., m+n)
Untuk menguji apakah α dan ß berbeda
untuk dua portofolio , asumsikan α = α1 + α2D dan β
= β1 + β2D. Model terbatas kemudian menjadi:
Rt
= α1
+
α2Dt
+ β1St
+ β2 (DtSt) +
ut
Model
estimasi oleh karena itu
Portofolio
1: Rt =
α1
+
β1St
Portofolio
2: Rt = (α1 + α2) +
(β1+β2) St
α2 dan β2 mengukur
perbedaan antara portofolio pertama dan kedua portofolio. Gabungan hipotesis α2
= β2 = 0 berarti bahwa hubungan yang identik antara dua metode
pembentukan portofolio. Jumlah kesalahan
pada kuadrat ESSu dan ESSR
untuk model terbatas dan dibatasi, masing-masing, dihitung. Statistik uji
adalah:
Jumlah
pembatasan adalah k - m dan derajat kebebasan Model terbatas adalah T-k.
Berdasarkan hipotesis nol, Fc memiliki Fdistribution
dengan k-m derajat kebebasan untuk pembilang dan T-k derajat kebebasan untuk penyebut.
Hipotesis nol ditolak jika melebihi Fc nilai F* km kritis, Tk (a) sedemikian
rupa sehingga daerah di sebelah kanan F* adalah.
Tes
Wald digunakan dalam hubungannya dengan inspeksi visual sebagai uji Wald tidak menentukan yang mana dari dua
seri memiliki kinerja terbaik. ini metode inspeksi visual dalam hubungannya
dengan tes Wald digunakan untuk menentukan pembatasan optimal, strategi
menghitung ulang terbaik, tetapi kebanyakan penting untuk menguji apakah teori portofolio standar deviasi terendah secara signifikan berbeda
dalam perilaku dengan portofolio Markowitz.
Hasil
tes Wald membandingkan hubungan risk-return dari Portofolio Markowitz dengan teori
portofolio dengan menghitung standar deviasi terendah adalah sebagai berikut:
Tabel
3: Optimisation Markowitz Vs deviasi standar terendah Apakah hubungan
risk-return untuk optimasi portofolio Markowitz yang sama dengan portofolio deviasi
standar terendah untuk berbagai periode holding dengan tiga minimum yang
berbeda pembatasan jumlah aset? Angka dalam huruf tebal menunjukkan bahwa
perbedaan signifikan secara statistik.
Satu-satunya
tes yang menolak hipotesis nol adalah ketika portofolio Markowitz adalah diadakan
untuk seluruh waktu dengan pembatasan bahwa setidaknya 8 aset harus diadakan.
itu telah menetapkan bahwa portofolio Markowitz ini adalah yang paling disukai
dan karena itu temuan ini tidaklah penting. Yang penting adalah bahwa bukti ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam risk-return yang hubungan optimasi Markowitz
dengan
metode perhitungan deviasi terendah.
5. Jumlah
Dana
Asumsi bahwa Haugen dan lain-lain
membuat, bahwa aset terendah 25 menjadi termasuk dalam portofolio, tampaknya
sewenang-wenang. Tampaknya ada tidak ada Alasan teoritis mengapa nomor 25 dipilih.
penelitian ini menyelidiki jumlah optimal aset yang harus diselenggarakan di
bawah metodologi
standar deviasi terendah.
Seperti di atas, standar deviasi
untuk setiap periode dihitung dari 24 periode sebelumnya. Seluruh dana kemudian
diurutkan dari jumlah terendah hingga tertinggi standar
deviasi. Semua aturan trading yang berbeda diselidiki, mulai dari memegang dana
dengan standar deviasi terendah diharapkan memegang semua 43 dana dengan bobot
yang sama. Semua aturan perdagangan yang dialokasikan sama pembobotan dengan
jumlah yang tepat dana.
Teori portofolio yang menghitung
standar deviasi terendah adalah 1-43 aset dihitung kembali bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan
dan pada periode 25 saja (atau membeli dan tahan selama seluruh waktu).
Rebalancing antara periode perhitungan tidak dilakukan.
Untuk metode pembentukan portofolio
efektif harus ada risk-return yang signifikan trade-off sehingga investor
mendapatkan premi risiko, atau pahala pengembalian yang lebih tinggi untuk mengambil
risiko yang lebih besar. Dalam Markowitz Portofolio optimasi ini disebut batas
efisien. Untuk menentukan apakah metode yang diperiksa atas memang menumbuhkan
risk-return trade-off t-tes dilakukan untuk menguji apakah tidak ada hubungan
positif antara risiko dan return untuk dihasilkan secara sama. Untuk masing-masing metode pembentukan
persamaan berikut adalah diperkirakan oleh Ordinary Least Squares (OLS) memperoleh
estimasi.
Rt = β0
+ β1St + εt
Dimana Rt adalah return pada saat t,
St adalah standar deviasi pada waktu t, β0 adalah jangka
intercept, β1 adalah kemiringan seri dan εt adalah sisa
tersebut. t – tes dilakukan pada β1 koefisien akan menentukan apakah
kemiringan secara signifikan positif dan oleh karena itu jika ada yang positif
risk-return trade- off.
Hubungan risk-return positif ada
untuk semua portofolio dengan deviasi standar terendah. Implikasi dari hal ini adalah
bahwa investor dapat menyesuaikan risiko preferensi dengan hanya berinvestasi
lebih (kurang) aset ketika mencari lebih (kurang) pengembalian dan risiko yang
menyertainya.
Tabel 4: Pembatasan Optimal
Apakah hubungan risk-return untuk
portofolio dibandingkan di kolom pertama sama dengan satu sama lain untuk
berbagai periode holding untuk the Markowitz membentuk portofolio? Angka dalam
huruf tebal menunjukkan bahwa perbedaan signifikan secara statistik .
Apakah hubungan risk-return untuk
portofolio dibandingkan di kolom pertama sama dengan satu sama lain untuk
berbagai pembatasan minimum untuk membentuk portofolio Markowitz? Angka dalam
huruf tebal menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan secara statistik.
Dalam rangka untuk
menginterpretasikan statistik ini mereka harus diperiksa dalam hubungannya
dengan grafik yang sesuai. Jika hipotesis nol ditolak maka kita dapat menyimpulkan
bahwa dua seri tersebut berbeda secara signifikan. yang seri terbaik namun
tidak ditentukan oleh uji Wald. dengan visual memeriksa grafik yang tepat kita
dapat menentukan “terbaik” dari dua seri (“terbaik” yang berarti paling dekat
dengan pojok kiri kembalinya risiko grafik).
Hasil dalam menentukan pembatasan
optimal yang harus ditempatkan pada optimasi optimasi Markowitz di Selandia Baru, dana yang dikelola berbeda-beda tergantung pada strategi waktu. Ketika
memegang dana untuk seluruh waktu hanya “minimal 8” adalah pembatasan yang
terburuk. 10 dan 12 lebih baik daripada 8
tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan memegang aset untuk minimal 10 atau
12. Uji Wald untuk strategi perhitungan interval bulanan dan 3 bulanan
menunjukkan bahwa ada tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hubungan dari
setiap pembatasan. Untuk strategi perhitungan kembali dari 6 bulanan, memegang
minimal 10 aset lebih baik daripada minimal 8, tetapi tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa 12 adalah lebih baik daripada 10 atau 8. Satu-satunya
kesimpulan yang dapat cukup dicapai dari ini adalah bahwa ada tidak muncul
untuk menjadi manfaat bagi membatasi jumlah minimum dana untuk lebih besar dari
8, terutama jika tidak ada menghitung ulang dilakukan.
Gambar 11 menunjukkan 4 strategi
perhitungan untuk Standard Terendah Metode Deviasi. Setelah memeriksa grafik
tampak terlalu dekat untuk membuat penilaian visual dengan strategi optimal.
6.
Periode
Waktu
Strategi perhitungan yang terbaik menunjukkan bahwa perhitungan
tidak akan sama atau berbeda satu sama lain. Dalam hal lainnya 3 strategi (bulanan,
3 bulanan dan 6 bulanan) tidak ada bukti bahwa dari salah satu itu menjadi
strategi yang terbaik. Dengan
ini keberatan itu perlu dicatat bahwa investor mungkin akan memilih untuk
menghitung ulang 6 bulanan, karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa upaya
yang terlibat dari menghitung ulang pada waktu yang lebih pendek dari setiap
hasil perhitungan. Selain itu, karena biaya transaksi lebih
signifikan ketika rebalancing terjadi lebih sering, semakin lama waktu untuk
rebalancing jelas paling menarik.
Tabel 6: standar
deviasi terendah dan strategi yang optimal
Apakah hubungan risk-return untuk
portofolio dengan menggunakan standar deviasi terendah. Angka dalam huruf
tebal menunjukkan bahwa perbedaan secara statistik signifikan.
Hal ini didukung oleh tes Wald yang
secara meyakinkan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
salah satu strategi. Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas, strategi yang
memiliki aset untuk seluruh waktu akan lebih disukai.
D.
Pembentukan
Portofolio yang Efisien Perspektif Syariah
Pembentukan
portofolio yang efisien perspektif syariah adalah portofolio investasi syariah
yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang
bersedia ditanggungnya, atau portofolio investasi syariah yang menawarkan
risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Arahan portofolio syariah
terjuju ada instrument investasi yaitu: deposito mudharabah, pembiayaan murabahah,
reksadana syariah, obligasi syariah, dan saham-saham Jakarta Islamic Index
(JII), dan merupakan portofolio yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan dengan konsep-konsep penerapan syariah.
E. Kesimpulan
Investor selalu mencari keuntungan
yang baik untuk mencari efisiensi portofolio untuk memaksimalkan kekayaan dan
meminimalkan tingkat risiko. Ada contoh kasus di atas menunjukkan bahwa pengelolaan
dana di Selandia Baru dari tahun 1989
sampai 1995 menggunakan strategi yang sederhana memilih aset investasi dengan
menghitung standar deviasi terendah dihitung secara kompleks, teknik yang
paling terkenal adalah teknik Markowitz. Untuk melakukan pendekatan yang
efisien dan sederhana dalam pembentukan efisiensi portofolio, teknik Markowitz
banyak digunakan dalam perusahaan-perusahaan besar untuk mendapatkan portofolio
yang efisien.
Portofolio yang efisien (efficient
portfolio) didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return
ekspektasi terbesar dengan resiko yang sudah tertentu atau memberikan resiko
yang terkecil dengan return ekspektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang
efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu
dan kemudian meminimumkan resikonya atau menentukan tingkat resiko tertentu dan
kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan
memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk
dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau
resiko portofolio.
Dalam penelitian ini,
perhitungan portofolio berdasarkan data historis, dana dengan bobot yang sama
ada semua portofolio dengan menghitung portofolio sesering mungkin untuk
menghasilkan perhitungan yang terbaik.
Dalam pendekatan Markowitz, untuk
menentukan efisien atau efficient frontier dapat diketahui dari oppurtunity set
atau attainable set. Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva yang dimilikinya untuk membentuk
portofolio. Semua set yang memberikan kemungkinan portofolio baik yang efisien
maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Oleh karena tidak
semua portofolio yang tersedia di oppurtunity set merupakan portofolio yang
efisien. Hanya kumpulan (set) dari seluruh portofolio yang efisien yang disebut
efisien set atau efficient frontier.
Efficient frontier merupakan
kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien. Pada saat investor
menentukan portofolio-portofolio yang efisien yang sesuai dengan preferensi
investor, maka portofolio-portofolio yang lain di luar portofolio yang efisien
akan diabaikan oleh investor.
F.
Pengembangan
untuk Riset Selanjutnya
Melihat masalah tentang pembentukan portofolio yang efisien, Markowizt datang dengan metode
yang mudah dipahami oleh investor dalam melakukan pembentukan portofolio yang efisien, dengan melakukan perhitungan pada standar deviasi data historis, metode Markowizt
banyak digunakan oleh investor untuk mengetahui portofolio yang efisien agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Penulis merekomendasikan untuk peluang
riset selanjutnya yaitu memperluas kajian tentang efisiensi portofolio dalam menghitung atau memprediksi risiko dengan metode-metode yang mutakhir,
seperti pendekatan Value at Risk (VaR) terutama dalam memperluas kajian efisiensi portofolio perspektif syariah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar